conscience


I believe that everyone has a dream.
And of course I have that too.
But I always wonder, whether I can????
Every day I'm confused, what should I do to reach my dreams.
Could I? Could I? Could I?
But I remember. that I have a ALLAH that never sleeps and always listening to my prayers.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sang Surya Menjelang Senja Kala

Novia  Berbagi Cerita


“Aku berharap pada akhirnya kau akan mengerti
Bahwa aku akan menyanyangimu hingga ajal menanti
Karena kau bukan hanya Sang Suryaku
Namun
Kau juga bagian terindah dalam hidupku”



cerpen by  
Nama : Novia Nur Malia

          Ia menyelinap masuk ke dalam duniaku, dan kedalam pelukanku. Ia datang dengan sedikit kehendak Tuhan untuk membahagiakanku. Aku masih seorang gadis kecil, pada saat ini aku merasakan dan dalam hatiku aku mengetahui segala sesuatu  yang perlu kuketahui untuk dapat menyayanginya.
Aku memiliki semua kebahagiaan  yang  dapat membalut lukaakan kesedihanku. Delapan saudara  yang cukup untuk dapat diajak bermain, sahabat berupa boneka  yang  kusam, seorang ibu dengan tangan kasarnya  yang selalu menyeka lembut air mataku dan Surya, yang aku temukan kedinginan didalam selokan  yang bau itu. Dan  aku mendapatkan semua hal terindah itu dan tak menyadari kemiskinan yang kualami.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Peradilan Rakyat

Cerpen Putu Wijaya

Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.

"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."

Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.

"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."

"Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS